Kamis, 13 Januari 2011

Ternyata cerita sebelum tidur berbahaya

Sudah turun temurun memberikan cerita kepada anak saat menjelang tidur. Berbagai cerita beredar. Baik yang secara lisan dari mulut ke mulut, hingga yang sudah dibukukan. Dari jaman yang sudah lama sekali hingga cerita yang baru. Simak saja salah cerita yang sudah merambah seluruh nusantara, bahkan negara tetangga, tentang fabel Si Kancil.
Si Kancil yang sangat piwai memperdayai berbagai binatang lainnya dengan segala macam trik, yang terkadang juga licik. Namun selalu saja, dalam banyak kisah Si Kancil selalu menjadi pemenang. Wah cerita ini bisa terasa begitu serunya saat kita masih kecil. Saya termasuk salah satu yang kadang mendengar kisah Si Kancil. Entah dari mana, ayah saya mendapatkan inspirasi cerita itu. Sebagai tanda saja, ternyata kakak saya yang selisih umur hingga 10 tahunan juga pernah mendengar cerita itu. Artinya, cerita itu jauh lebih tua dari usia saya. Entah berapa juta orang yang sudah mendengar kisahnya. Dan berlipat jumlahnya tentunya yang pernah mendengar cerita sebelum tidur.
Dan kita pernah mendengar tentunya, saat menjelang tidur, seseorang baik kecil ataupun besar, mengalami proses dari penurunan gelombang otak dari Beta, Alpha, Theta hingga Delta. Proses dari kondisi “sadar” hingga sudah “tidak sadar”. Berarti ada posisi peralihan beberapa saat menjelang “tidak sadar”. Sedang pada posisi Alpha dan Tetha, maka seseorang akan jauh lebih mudah menyerap sebuah informasi, baik berupa cerita, afirmasi, nasehat, dll.
Pada kondisi ini, terjadi by pass dari panca indera ke fikiran. Namun, setelah posisi Tetha Dalam, merupakan posisi menjelang Delta. Dimana, saat ini seluruh panca indera juga akan beristirahat. Tidak ada informasi yang bisa diserap dan diteruskan ke fikiran.

Ingin Anak Yang Cerdas dan Kreatif ?

Ingin anak yang cerdas dan kreatif? Ya lah semua orang tua pasti ingin mempunyai anak yang cerdas dan kreatif. Dan ternyata sebagai orang tua anda dapat melakukanya sejak bayi dalam kandungan loh....bagaimana?----

Orang tua mana yang tidak ingin punya anak yang anak yang cerdas dan kreatif. Semua orang tua dapat melakukannya jika mau mementingkan dan mengutamakan kebutuhan dan kepentingan anak mulai dari sejak dalam kandungan dan seterusnya.

Kecerdasan multiple adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak , antara lain ; kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat – kalimat , presentasi , pidato , diskusi. Kemampuan menggunakan logika matematik dalam memecahkan berbagai masalah. Kemampuan berpikir tiga dimensi, kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri. Ketrampilan gerak , menari , dan olah raga. Kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi , nada , melodi , dan irama. Kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan.

Kecerdasan multiple dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan , genetic ) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan dengan dasar faktor keturunan dan dengan rangsangan terus menerus oleh faktor lingkungan.

Jangan kuatir untuk orang tua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi ( belum tentu tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.

Apa saja yang harus disiapkan?

Tiga kebutuhan pokok yang harus disiapkan untuk menbentuk kecerdasan , yaitu ;

kebutuhan fisik-biologis terutama gizi yang baik sejak dalam kandungan sampai remaja , pencegahan dan pengobatan penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari – hari.

Kebutuhan kasih sayang yang memberikan rasa aman, terlindungi , dihargai , dan diperhatikan.

Kebutuhan akan stimulasi, sedini mungkin sejak dalam kandungan secara terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.

Apa pentingnya stimulasi dini ?

Stimulasi dini adalah ransangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir ( yang terbaik sejak janin usia 6 bulan dalam kandungan ) dilakukan setiap hari , untuk merangsang semua system indera ( pendengaran , penglihatan , perabaan , pembau , dan pengecapan) . selain itu perangsangan terhadap gerak motorik kasar dan halus kaki tangan dan jari – jari , komunikasi , dan merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita.

Bentuk rangsangan yang diberikan sangat bervariasi dalam berbagai bentuk dengan suasana bermain , menyenangkan dan kasih sayang untuk anak , dengan suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif), yaitu pengasuh atau ibu harus peka terhadap isyarat , minat , keinginan dan pendapat anak. Memberi contoh tanpa memaksa , mendorong keberanian untuk berkreasi , memberi penghargaan dan pujian atas keberhasilan dan perilaku yang baik , memberi koreksi, dan bukan hukuman atau ancaman bila melakukan kesalahan.

Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan anak , setiap hari , terus menerus , sesuai umur dan perkembangan kemampuannya , dilakukan oleh keluarga terutama ibu atau pengganti ibu.

Mengapa stimulasi dini dapat merangsang kecerdasan multipel?

Sel otak janin mulai dibentuk saat usia 3-4 bulan dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai usia 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel.mulai kehamilan 6 bualn , terbentuk hubungan antar sel, sehingga terbentuk rangkaian fungsi – fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel otak ditentukan oleh stimulasi yang diberiakn pada anak.

Stimulasi dini dan perangsangan kecerdasan

 Dapat dilakukan saat memandikan , menganti popok , menyusui, menyuapi , menggendong , mengajak berjalan – jalan , menonton telivisi , dalam kendaraan , menjelang tidur.

 Membunyikan berbagai suara atau musik bergantian , menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak – kotak hitam putih ), benda berbunyi pada bayi usia 0 – 3 bulan.

 Bermain ciluk ba pada bayi 3 – 6 bulan.

 Memanggil nama , mengajak bersalaman , dan bermain tepuk tangan, membacakan dongeng , meragsang duduk , dan dilatih berdiri berpegangan pada bayi 6 – 9 bulan.

 Bayi 9 – 12 bulan dirangsang dengan mengulang – ulang menyebut nama – nama anggota keluarga , memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, mengelindingkan bola , dilatih berdiri dan berjalan dengan berpegangan.

 Menggambar , mencoret – coret , menyusun kubus , bermain puzzle sederhana , bermain boneka , berjalan tanpa berpegangan , naik turun tangga , melepas celana , mengerti dan melakukan perintah sederhana , menyebut dan menunjuk benda – benda pada usia 12 – 18 bulan.

 Usia 18 – 24 bulan , menyebut dan menunjuk bagian – bagian tubuh, nama – nama binatang dan benda di sekitar rumah , bicara tentang kegiatan sehari – hari ( makan , minum , mandi , main ,dll), bermain bola, melompat , dan memakai celana baju , mencuci tangan.

 Menyebutkan nama – nama teman dan warna, berhitung , menyikat gigi , bermain boneka, masak – masakan , menggambar , berdiri satu kaki , toilet training pada usia 2 – 3 tahun.

 Perangsangan untuk berbicara dan bercerita , menyanyikan lagu anak – anak , bermain puzzle , angka, halma , congklak , kartu , monopoli , computer.

 Bermain bersama anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, meminjamakan mainan, mangalah, belajar bekerja sama.

 Memancing agar anak dapat menceritakan perasaan, keinginan ,cita-cita, khayalan pengalamannya.

 Mengajarkan anak menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman atau binatang , berwisata dan mengenalkan alam semesta .

© Dr. SuriViana- www.infoibu.com